Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Surat Perjanjian

surat perjanjian


Pengertian Surat Perjanjian

Surat perjanjian adalah surat yang berisikan pernyataan seseorang atau lebih yang saling mengikatkan dirinya dengan orang lain untuk melakukan sesuatu perbuatan hukum. Jadi dengan dilakukannya perbuatan hukum ini, maka timbullah hak dan kewajiban antara para pihak yang berkepentingan.

Pada dasarnya orang yang membuat surat perjanjian adalah sebagai tanda bukti telah terjadinya suatu perjanjian yang mereka sepakati. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa surat perjanjian ini berfungsi sebagai alat bukti bila dalam pelaksanaanya salah satu pihak tidak menepati janjinya atau melanggar ketentuan-ketentuan yang telah disepakatai dalam surat perjanjian tersebut.

Untuk lebih memperkuat perjanjian yang telah mereka buat, kadang-kadang para pihak masih perlu kehadiran pihak ketiga untuk menyaksikan pembuatan perjanjian tersebut. Oleh karena itu di dalam surat perjanjian, selain terdapat tanda tangan (tanda persetujuan) para pihak juga terdapat tanda tangan pihak ketiga sebagai saksi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu surat perjanjian tanpa disertai tanda tangan para pihak, secara hukum tidak mempunyai kekuatan. Atau dengan kata lain surat perjanjian itu dianggap tidak berlaku atau sah.

Syarat-syarat Perjanjian

Agar suatu perjanjian dapat dikatakan sah, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
  1. adanya kesepakatan dari para pihak terkait.
  2. kecakapan/kemampuan mengadakan perjanjian
  3. adanya objek tertentu
  4. sesuatu sebabyang dibolehkan.
syarat pertama dan kedua disebut juga sebagai syarat subjektif, artinya syarat-syarat yang menyangkut tentang orangnya. Jika syarat-syarat ini tidak dipenuhi berarti perjanjian dapat dibatalkan, maksudnya perjanjian itu baru dianggap batal setelah adanya putusan hakim yang membatalkan perbuatan hukum tersebut.

Dengan demikian selama tidak dibatalkan (oleh hakim) atas permintaan pihak yang berkepentingan maka perjanjian itu tetap mengikat para pihak.

Syarat ketiga dan keempat disebut juga sebagai syarat objektif, maksudnya syarat-syarat yang menyangkut tentang objeknya. Jika syarat ini tidak dipenuhi berarti perjanjian batal demi hukum, artinya dari semula dianggap tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah ada suatu perikatan. Untuk lebih jelasnya berikuti ini dikemukakan syarat sah perjanjian.

a. Kesepakatan diantara para pihak 
Yang dimaksud "kesepakatan" atau "kata sepakat" disini adalah bertemunya dua kehendak atau keinginan, atau terjadinya persesuaian kehendak. Timbul kehendak atau keinginan itu tidak didasarkan atas paksaan, kekhilafan atau penipuan dari salah satu pihak, melainkan betul-betul lahir dari lubuk hatinya. Kehendak itu dapat dinyatakan secara tegas dan dapat pula secara diam-diam.

b. Cakap untuk membuat perjanjian
Seorang dinyatakan cakap untuk membuat perjanjian, jika ia telah dewasa atau tidak berada di bawah pengampunan/pengawasan.

c. Suatu objek tertentu
Yang menjadi objek perjanjian itu harus jelas dan tertentu atau paling tidak dapat ditentukan jenisnya, misalnya jual beli sepeda motor, rumah dan lain sebagainya.

d. Sebab causa yang halal
Maksudnya adalah membuat perjanjian dengan isi yang dibenarkan dan tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan. Misalnya, mengadakan jual beli narkoba, maka jelas-jelas perjanjian ini batal demi hukum karena bertentangan dengan undang-undang.

Macam-macam Surat Perjanjian

Surat perjanjian dapat dibedakan atas dua macam, yaitu perjanjian dua pihak (timbal balik) dan perjanjian sepihak. Suatu perjanjian dikatakan dua pihak apabila dalam perjanjian itu menimbulkan kewajiban bagi kedua belah pihak yang mengadakannya. Misalnya perjanjian jual beli, sewa menyewa, tukar menukar.

Perjanjian sepihak, apabila dalam perjanjian itu hanya menimbulkan kewajiban kepada salah satu pihak saja, misalnya hibah. Sebagai contoh si A menghibahkan rumah kepada si B, maka dalam hal ini terjadi ikatan hubungan antara A dan B yang menimbulkan kewajiban bagi si A untuk menyerahkan rumah tersebut kepada si B.

Dalam prakteknya, surat perjanjian ini dibedakan atas dua macam yaitu surat perjanjian yang berbentuk akta dibawah tangan, dan yang berbentuk akta otentik.

Akta dibawah tangan, yaitu surat perjanjian yang dibuat dan ditandatangani oleh para pihak yang mengadakannya. Akta otentik, yaitu surat perjanjian yang dibuat oleh dan di hadapan pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah misalnya Notaris. 

Dalam dunia perdagangan terdapat beberapa perjanjian yang dihauskan dengan akta otentik, misalnya jual beli tanah atau rumah, pendirian PT, dan sebagainya.

Cara Menyusun Surat Perjanjian

Bila kita akan memubuat surat perjanjian maka hendaknya harus disusun sebagai berikut:

a. Judul Perjanjian
Judul perjanjian merupakan hal pokok perjanjian. Judul ini harus ditulis ditengah-tengah dengan huruf kapital atau huruf besar, misalnya:

- PERJANJIAN SEWA MENYEWA
- PERJANJIAN JUAL BELI
- PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

b. Nama-nama pihak yang mengadakan perjanjian
Nama orang atau badan hukum yang mengadakan perjanjian ditulis dengan cara yang didahului oleh kata-kata yang sudah biasa digunakan dalam surat perjanjian misalnya:

Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama     : ..................................
Jabatan   : ..................................
Alamat    : ..................................

contoh lain

Pada hari ............ tanggal ................... bulan ................. tahun................, kami yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama      : ..................................
Jabatan    : ..................................
Alamat     : ..................................
               sebagai pihak I

Nama      : .................................
Jabatan    : .................................
Alamat     : ................................
               sebagai pihak II

Apabila nama-nama tersebut mengenai nama orang, maka gunakan perkataan bertempat tinggal atau alamat, tetapi bila nama badan hukum atau perusahaan, perkataan yang digunakan berkedudukan di ....

Selanjutnya, bila nama-nama pihak yang mengadakan perjanjian itu akan disebutkan dalam pasal-pasal atau alinea-alinea berikutnya dalam surat perjanjian maka supaya lebih singkat menyebutkannya, biasanya diadakan singkatan seperti in:
  • Pada perjanjian pada umumnya disebutkan pihak kesatu dan kedua
  • Dalam perjanjial jual beli biasa disebut sebagai pihak pembeli dan biasanya disingkat menjadi "Penjual dan Pembeli".
  • Dalam perjanjian sewa menyewa disebutkan "Yang menyewakan dan Penyewa".
  • Dalam perjanjian borongan, disebutkan pihak "Yang memborongkan dan Pemborong atau Kontraktor".

c. Pernyataan Kesepakatan
Dalam setiap perjanjian yang dibuat, haruslah mengandung permufakatan, misalnya dengan menyatakan sebagai berikut:
  1. Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan perjanjian, seperti tersebut dalam pasal-pasal dibawah ini...
  2. Menerangkan: bersama ini telah mengadakan persetujuan sebagai berikut...
  3. Dengan ini menyatakan telah sepakat untuk mengadakan perjanjian dengan pokok-pokok ketentuan sebagai berikut.
d. Isi Perjanjian
Dalam isi perjanjian harus disebutkan objek-objek perjanjian, hak-hak dan kewajiban pihak-pihak yang mengadakan perjanjian, resiko ranggungjawab, dan lain-lain. Isi perjanjian harus sesuai dengan jenis dan macam perjanjian dan tidak merugikan salah satu pihak.

e. Saat dan jangka waktu berlakunya
Saat berlaku serta jangka waktu berlakunya perjanjian dan kemungkinan perpanjangannya. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut, misalnya:

  1. Perjanjian ini berlaku mulai tanggal ................ sampai dengan tanggal ..........
  2. Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal ditandatangani dan berakhir sampai ada penarikan kembali.
  3. Perjanjian ini akan ditetapkan berlaku sampai dibatalkannya oleh salah satu pihak dengan memperhatikan waktu pemberitahuan tanggal .............. bulan ................. tahun ..........
f. Domisili
Domisili adalah tempat kedudukan menurut hukum. Domisili ini perlu disebutkan dalam suatu perjanjian, sebab ada kaitannya dengan penentuan wilayah hukum mana yang akna dipergunakan bila timbul suatu perselisihan. Contoh:
  1. ..........., kalau ternyata gagal, maka akan diselesaikan menurut hukum dan kedua belah pihak memilih domisili di Jakarta.
  2. Kedua belah pihak setuju memilih tempat kediaman umum yang tidak dapat diubah lagi, yaitu Kantor Panitera Pengadilan Negeri Bandung, sehingga ..........
g. Penyelesaian Perselisihan
Penyelesaian perselisihan dalam suatu perjanjian biasanya dilakukan dalam dua tingkat.
  1. Tingkat pertama, diadakan secara kekeluargaan atau perdamaian.
  2. Tingkat kedua, secara hukum yaitu ditujukan kepada Pengadilan Negeri.
h. Klausal Penutup
Klausal penutup merupakan bagian terakhir dari suatu perjanjian, yang biasanya disusun seperti contoh dibawah ini:
  1. Perjanjian ini dibuat diatas kertas bermaterai Rp......... dan akan ditaati serta dilaksanakan oleh kedua belah pihak sebagaimana mestinya.
  2. Demikianlah surat perjanjian ini dibuat dan untuk diindahkan oleh kedua belah pihak.
  3. Isinya dibuat dalam rangkap dua yang sama kuatnya dan ditandatangani di atas materai Rp........ oleh kedua belah pihak.
  4. Surat perjanjian ini dibuat dan disaksikan oleh.........
  5. Demikianlah surat perjanjian ini dibuat oleh kedua belah pihak di.......... pada hari......, tanggal.......... bulan........, tahun........, dengan disaksikan oleh........ .

contoh surat perjanjian:


SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH


Yang bertanda tangan dibawah ini:
  1. Nama             : ...........................
    Umur              : ..........................
    Pekerjaan       : ..........................
    Alamat            : ..........................
    Yang untuk selanjutnya disebut sebagai pihak pertama (yang menyewakan)
  2. Nama             : ...........................
    Umur              : ...........................
    Pekerjaan       : ...........................
    Alamat            : ...........................
    Yang selanjutnya disebut pihak kedua (yang menyewa atau penyewa)
Dengan ini menerangkan bahwa para pihak telah sepakat untuk mengadakan perjanjian sewa-menyewa rumah dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.

Pasal 1
Pihak pertama menyewakan kepada pihak kedua sebuah rumah untuk tempat tinggal dengan lantai ubin teraso, dinding tembok, atap genteng, berikut fasilitasnya, yang terletak di...........

Pasal 2
Sewa menyewa ini mulai berlaku sejak perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu tanggal ..........., bulan ..........., tahun ................, sampai dengan tanggal..........., bulan.........., tahun....... .

Pasal 3
Perjanjian sewa menyewa ini dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak, sekurang-kurangnya satu bulan sebelum jangka waktu sewa menyewa tersebut berakhir dengan syarat-syarat yang disetujui kedua belah pihak.

Pasal 4
Besarnya uang sewa rumah yang disepakati bersama ialah Rp............. (.......... rupiah) untuk jangka waktu satu tahun. Pembayaran uang sewa secara tunai oleh pihak kedua dilakukan pada tanggal .........., bulan........., tahun....... .

Pasal 5
Pihak kedua wajib memelihara rumah yang disewa seperti rumahnya sendiri. Pemakaian listrik dan air minum dari PAM ditanggung oleh pihak kedua.

Pasal 6
Pihak kedua diijinkan mengadakan perbaikan pada rumah yang disewanya, dengan ketentuan memberitahukan lebih dahulu kepada pihak pertama. Segala ongkos perbaikan ditanggung oleh pihak kedua.

Pasal 7
Pihak kedua tidak diijinkan untuk menyewakan sebagian atau seluruh rumah yang disewakannya kepada pihak ketiga. Jika ketentuan ini dilanggar, pihak pertama berhak mengakhiri perjanjian sewa menyewa ini tanpa perantaraan Pengadilan Negeri dan segala akibat pembatalan ditanggung pihak kedua.

Pasal 8
Pihak pertama dijamin keamanannya selama menghuni rumah tersebut, dan tidak akan mendapat gangguan hukum.

Pasal 9
Jika perjanjian berakhir tanpa diadakan perpanjangan sewa-menyewa, pihak kedua wajib segera mengosongkan rumah yang disewanya selambat-lambatnya satu minggu setelah berakhirnya perjanjian ini.

Pasal 10
Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan diselesaikan dengan jalan musyawarah antara kedua belah pihak.

Pasal 11
Segala perselisihan yang mungkin terjadi antara kedua belah pihak mengenai perjanjian ini, akan diselesaikan secara kekeluargaan. Bila ternyata tidak berhasil diatasi, kedua belah pihak memilih pengadilan Negeri ........ untuk menyelesaikannya.

Demikian surat perjanjian ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun, dan dibuat dalam rangkap dua sebagai pengangan masing-masing pihak.

                                                                              DIBUAT DI            : ...................
                                                                              PADA TANGGAL :...................


          PIHAK KEDUA                                                    PIHAK PERTAMA
           (yang menyewa)                                                     (yang menyewakan)

                                                                                            materai Rp 6000

              (nama jelas)                                                            (nama jelas)

                                             SAKSI-SAKSI

              Saksi 1                                                                  Saksi 2

           tandatangan                                                          tandatangan

             (nama jelas)                                                          (nama jelas)


Surat sebelumnya Surat Keputusan dan Susunannya

Posting Komentar untuk "Surat Perjanjian"